Yogyakarta
sebagai salah satu kota besar di Indonesia menjadi kota yang istimewa. Sebagai
kota pariwisata dan kota pelajar, menyebabkan banyaknya manusia yang keluar
masuk kota ini, baik lokal maupun mancanegara.
Berbicara
mengenai pelajar, terdapat hal-hal yang bertentangan dengan tugasnya sebagai
seorang pelajar. Mereka yang sejatinya dituntut untuk belajar, justru memiliki
perilaku yang menyimpang, seperti tawuran antar pelajar. Tawuran ini dilakukan
antar sekolah oleh kelompok siswa tertentu, yang dipicu ketidaksukaan atau
balas dendam. Selain tawuran, ada kekerasan di jalan, yaitu ‘klitih’. Klitih
merupakan suatu tindakan anarkis untuk melukai lawan dengan kekerasan, seperti
pisau, gir, atau senjata lain. Sampai akhir tahun 2016 ini, terjadi 43 kasus
klitih di Yogyakarta (https://news.detik.com)
Kasus-kasus
tersebut muncul karena pengaruh lingkungan, juga bisa dari diri sendiri serta
adanya kesempatan. Kasus kekerasan seperti tawuran dan klitih menjadi perhatian
berbagai kalangan. Karena kasus-kasus tersebut selain meresahkan masyarakat
juga dapat mencoreng nama kota Yogyakarta.
Kasus klitih
yang terjadi misalnya
1. Senin, 8 Februari 2016,
korban bernama Syafii Anam, seorang mahasiswa di DIY dibacok di Jalan Kabupaten
Mayangan Trihanggo Gamping, Sleman. Atas peristiwa tersebut korban menderita
luka di pergelangan tangan dan siku kiri. Salah satu pelakunya adalah DRS
berstatus sebagai pelajar SMA.
2. Sabtu, 7 Mei 2016,
korban bernama Ariyanto warga Dusun Karangasem, Desa Gilangharjo, Kecamatan
Pandak, Bantul, secara tiba-tiba dibacok oleh rombongan konvoi perayaan
kelulusan dari salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Yogyakarta. Akibat
aksi brutal tersebut lengan korban terkena sabetan senjata tajam. Selain itu,
dua orang lainnya juga dibacok oleh kelompok pelajar ini.
3. Senin, 16 Mei 2016, dua
warga Depok, Sleman, melakukan pembacokan terhadap Krisnawan di daerah Pugeran
Maguwo, Depok, Sleman.
4. Akhir Agustus 2016,
korban Iqbal Dinaka Rofiqy meninggal dunia. Peristiwa yang merenggut nyawa
Iqbal tersebut dikarenakan hanya persoalan sepele, yakni tersinggungnya antara
korban dan pelaku saat saling tatap mata.
5. Selasa malam, 29
September 2016, di Jalan Pakem, Cangkringan, Sleman, sebanyak enam pelajar
tiba-tiba diserang dan dibacok oleh sekelompok pelajar dari beberapa sekolah
lain.
6. Jumat, 20 September
2016, kasus pembacokan kembali merenggut nyawa. Kali ini korban bernama Adnan
Hafid Pamungkas. Aksi pembacokan ini terjadi di Jalan Ring-Road Barat, Gamping,
Sleman. Selain menewaskan korban, dua teman pelaku yang tidak terlibat justru
ikut tewas karena diamuk massa.
7. Senin, 12
Desember 2016, korban meninggal bernama Adnan Wirawan Ardiyanto. Pelajar di
Muhi Yogyakarta tewas akibat dibacok oleh gerombolan siswa SMA lain. Adnan
meninggal dunia pada keesokan harinya sekitar pukul 19.30 WIB usai sempat
dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih.
8. Minggu dini hari, 12
Maret 2017, seorang pelajar SMP Piri 1 Yogyakarta, Ilham Bayu Fajar menjadi
korban aksi klitih yang dilakukan lagi-lagi mayoritas para pelajar yang masih
duduk di bangku SMP dan SMA. Korban Ilham mengalami luka tusuk yang cukup dalam
di bagian dada.
Di samping kekerasan, banyak pula prestasi yang diraih oleh pelajar Yogyakarta ini. Prestasi-prestasi tersebut berupa prestasi akademik dan non-akademik. Seperti halnya pada bidang olahraga. Pada tahun 2017 ini, terdapat penghargaan prestasi bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga. Penerima Anugerah Prestasi Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2017 sebanyak 523 atlet dan pelatih dengan rincian : Perpanas 139, Kejurnas PPLP 118, POWIL 156 dan POSPENAS 110 (https://jogjaprov.go.id).
Prestasi
yang diraih pelajar Yogyakarta misalnya
1. Dua siswa SMP Negeri 1
Yogyakarta yaitu Laksita Kirana Candraditya Anindyanari dan Addien Mutiara Agma
berhasil meraih medali emas dalam Lomba Penelitian Siswa Nasional atau LPSN
2016 yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 25 sampai 29 September 2016.
2. Dua siswa SMP N 5,
yaitu Humam Arshar Mustagfirin dan Fatimah Angie Bio Jenie meraih medali Emas
LPSN (Lomba Penelitian Siswa Nasional) yang dulu dikenal dengan nama LPIR.
3. Anisa Qoni Azizah, siswa
SMP Negeri 16 Kota Yogyakarta meraih Juara I Lomba Membuat Cerita Pendek
Tingkat Nasional dalam FLS2N tahun 2016 di Manado.
4. Dalam lomba National Schools Debating
Championship (NSDC) dan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) di Palu, 10-16
Agustus 2016, delegasi SMAN 3 Yogyakarta untuk DIY berhasil meraih:
a.
Mareeka Yinawati Lienadi (XI 6)
·
Pembicara Terbaik
LDBI 2016
·
Juara 2 LDBI 2016
·
1st breaking team
LDBI 2016
b.
Herdifitrianne Saintissa Yanuaristi (XII 2)
·
Top 10 Best Speaker NSDC 2016 (berhak mengikuti
seleksi menjadi delegasi Indonesia di World Schools Debating Championship)
·
Octofinalist NSDC 2016
·
2nd breaking team NSDC 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar