Minggu, 15 Oktober 2017

Pelajar Yogyakarta: Kenakalan dan Prestasi

Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia menjadi kota yang istimewa. Sebagai kota pariwisata dan kota pelajar, menyebabkan banyaknya manusia yang keluar masuk kota ini, baik lokal maupun mancanegara.

Berbicara mengenai pelajar, terdapat hal-hal yang bertentangan dengan tugasnya sebagai seorang pelajar. Mereka yang sejatinya dituntut untuk belajar, justru memiliki perilaku yang menyimpang, seperti tawuran antar pelajar. Tawuran ini dilakukan antar sekolah oleh kelompok siswa tertentu, yang dipicu ketidaksukaan atau balas dendam. Selain tawuran, ada kekerasan di jalan, yaitu ‘klitih’. Klitih merupakan suatu tindakan anarkis untuk melukai lawan dengan kekerasan, seperti pisau, gir, atau senjata lain. Sampai akhir tahun 2016 ini, terjadi 43 kasus klitih di Yogyakarta (https://news.detik.com)
Kasus-kasus tersebut muncul karena pengaruh lingkungan, juga bisa dari diri sendiri serta adanya kesempatan. Kasus kekerasan seperti tawuran dan klitih menjadi perhatian berbagai kalangan. Karena kasus-kasus tersebut selain meresahkan masyarakat juga dapat mencoreng nama kota Yogyakarta.

Kasus klitih yang terjadi misalnya
1.    Senin, 8 Februari 2016, korban bernama Syafii Anam, seorang mahasiswa di DIY dibacok di Jalan Kabupaten Mayangan Trihanggo Gamping, Sleman. Atas peristiwa tersebut korban menderita luka di pergelangan tangan dan siku kiri. Salah satu pelakunya adalah DRS berstatus sebagai pelajar SMA.
2.   Sabtu, 7 Mei 2016, korban bernama Ariyanto warga Dusun Karangasem, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Bantul, secara tiba-tiba dibacok oleh rombongan konvoi perayaan kelulusan dari salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Yogyakarta. Akibat aksi brutal tersebut lengan korban terkena sabetan senjata tajam. Selain itu, dua orang lainnya juga dibacok oleh kelompok pelajar ini.
3.     Senin, 16 Mei 2016, dua warga Depok, Sleman, melakukan pembacokan terhadap Krisnawan di daerah Pugeran Maguwo, Depok, Sleman.
4.    Akhir Agustus 2016, korban Iqbal Dinaka Rofiqy meninggal dunia. Peristiwa yang merenggut nyawa Iqbal tersebut dikarenakan hanya persoalan sepele, yakni tersinggungnya antara korban dan pelaku saat saling tatap mata.
5.      Selasa malam, 29 September 2016, di Jalan Pakem, Cangkringan, Sleman, sebanyak enam pelajar tiba-tiba diserang dan dibacok oleh sekelompok pelajar dari beberapa sekolah lain.
6.   Jumat, 20 September 2016, kasus pembacokan kembali merenggut nyawa. Kali ini korban bernama Adnan Hafid Pamungkas. Aksi pembacokan ini terjadi di Jalan Ring-Road Barat, Gamping, Sleman. Selain menewaskan korban, dua teman pelaku yang tidak terlibat justru ikut tewas karena diamuk massa.
7.    Senin, 12 Desember 2016, korban meninggal bernama Adnan Wirawan Ardiyanto. Pelajar di Muhi Yogyakarta tewas akibat dibacok oleh gerombolan siswa SMA lain. Adnan meninggal dunia pada keesokan harinya sekitar pukul 19.30 WIB usai sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih.

8.    Minggu dini hari, 12 Maret 2017, seorang pelajar SMP Piri 1 Yogyakarta, Ilham Bayu Fajar menjadi korban aksi klitih yang dilakukan lagi-lagi mayoritas para pelajar yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Korban Ilham mengalami luka tusuk yang cukup dalam di bagian dada.

Di samping kekerasan, banyak pula prestasi yang diraih oleh pelajar Yogyakarta ini. Prestasi-prestasi tersebut berupa prestasi akademik dan non-akademik. Seperti halnya pada bidang olahraga. Pada tahun 2017 ini, terdapat penghargaan prestasi bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga. Penerima Anugerah Prestasi Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2017 sebanyak 523 atlet dan pelatih dengan rincian : Perpanas 139, Kejurnas PPLP 118, POWIL 156 dan POSPENAS 110 (https://jogjaprov.go.id).

Prestasi yang diraih pelajar Yogyakarta misalnya
1.       Dua siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta yaitu Laksita Kirana Candraditya Anindyanari dan Addien Mutiara Agma berhasil meraih medali emas dalam Lomba Penelitian Siswa Nasional atau LPSN 2016 yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 25 sampai 29 September 2016.
2.   Dua siswa SMP N 5, yaitu Humam Arshar Mustagfirin dan Fatimah Angie Bio Jenie meraih medali Emas LPSN (Lomba Penelitian Siswa Nasional) yang dulu dikenal dengan nama LPIR.
3.    Anisa Qoni Azizah, siswa SMP Negeri 16 Kota Yogyakarta meraih Juara I Lomba Membuat Cerita Pendek Tingkat Nasional dalam FLS2N tahun 2016 di Manado.
4.   Dalam lomba National Schools Debating Championship (NSDC) dan Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) di Palu, 10-16 Agustus 2016, delegasi SMAN 3 Yogyakarta untuk DIY berhasil meraih:
a.         Mareeka Yinawati Lienadi (XI 6)
·      Pembicara Terbaik LDBI 2016
·      Juara 2 LDBI 2016
·      1st breaking team LDBI 2016
b.        Herdifitrianne Saintissa Yanuaristi (XII 2)
·      Top 10 Best Speaker NSDC 2016 (berhak mengikuti seleksi menjadi delegasi Indonesia di World Schools Debating Championship)
·      Octofinalist NSDC 2016

·      2nd breaking team NSDC 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar